Jepara – Konsumsi garap beriodium/beryodium merupakan upaya penting untuk mencegah masalah hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid yang sering menyebabkan masalah gondok endemik. Sejak tiga dekade lalu, pemerintah secara intensif telah melakukan implementasi kebijakan iodium garam.
Pagi ini, Serda Bambang S Babinsa Desa Jugo Koramil 12/Donorojo menghadiri monitoring dan evaluasi kampung iodium Puskesmas Donorojo Tahun 2019, di Balai Desa Jugo, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, Selasa (26/11/2019).
dr Maulida, salah satu petugas Puskesmas Donorojo mengatakan, bahwa monitoring dan evaluasi kampung iodium ini untuk mengecek dan mendata sejauh mana penggunaan garam beryodium di kalangan rumah tangga warga.
“Penggunaan garam beryodium sangat penting bagi kesehatan terutama kesehatan keluarga. Iodium bermanfaat untuk memicu pertumbuhan otak, menyehatkan kelenjar tiroid, menyehatkan proses tumbuh kembang janin, mencerdaskan otak,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Maulida, kekurangan iodium mengakibatkan penyakit gondok, keterbelakangan mental, bayi lahir cacat, anak kurang cerdas, keguguran pada ibu hamil, dan lain-lain.
Namun, masyarakat seringkali keliru saat menambahkan garam beriodium dalam masakan. Karena umumnya masyarakat menambahkan garam tersebut ketika proses memasak. Padahal hal tersebut justru dapat menghilangkan kadar iodium di dalam garam.
“Bila dicampurkan ketika proses memasak dengan suhu yang panas, garamnya akan terurai dan iodiumnya bisa hilang,” imbuh Maulida.
Sementara itu, ditemui disela-sela acara, Babinsa Serda Bambang menuturkan, bahwa monitoring yang dilaksanakan oleh Puskesmas Donorojo tersebut juga bertujuan untuk menghindarkan masyarakat dari garam non yodium.
“Monev ini sangat baik, karena memperhatikan aspek kesehatan masyarakat terkait masalah penyakit yang diakibatkan dari penggunaan garam dapur, yang notabennya kita gunakan setiap hari dalam memasak,” terangnya.
Ditambahkannya bahwa garam Iodium atau garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan.
“Garam beryodium yang digunakan sebagai garam konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain mengandung yodium sebesar 30-80 ppm. Harapan saya selaku Babinsa, untuk ibu-ibu Rumah Tangga agar selalu menggunakan garam beryodium, supaya terhindar dari berbagai macam penyakit,” tandas Babinsa. (pendim19/afid).
PATI-Muriapos.com Para Babinsa Koramil 19/Gabus Kodim 0718/Pati terus melaksanakan pantauan terkait perkembangan bencal banjir di…
PATI-Muriapos.com Acara Buka bersama dirangkai tarawih dan silaturahmi bersama (Tarhima) Putaran ke Lima Bersama intansi/dinas/lembaga…
PATI-Muriapos.com Tarawih dan silaturahmi bersama (Tarhima) Putaran ke-4 bersama intansi/dinas/lembaga Se- Kabupaten pati Tahun 1445…
PATI-Muriapos.com Bertempat di halaman Makodim 0718/Pati, Dandim 0718/Pati Letkol Inf Jon Young Saragi, S.Sos mengambil…
PATI -Muriapos.com Pasca angin puting beliung yang menyapu di wilayah kecamatan Trangkil kabupaten Pati, anggota…
Bandung, muriapos.com - Koharmatau. Di tengah upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan, Satuan Pemeliharaan (Sathar)…