Bupati Kudus Sebut Parade Sewu Kupat Bentuk Penghormatan Kepada Kanjeng Sunan Muria
MuriaPos.Com – Kudus, Ratusan kupat dirangkai dengan hasil bumi yang lain. Parade Sewu Kupat kembali digelar tahun ini, tepatnya di Taman Ria Colo (22/6).
18 gunungan dari 18 desa se-kecamatan Dawe ikut serta memeriahkan acara. Bupati Kudus H. Musthofa yang membuka acara parade ini menyatakan bahwa parade sewu kupat ini bentuk penghormatan kepada Kanjeng Sunan Muria.
“Ini sudah tahun kesebelas sejak Parade Sewu Kupat ini pertama dilaksanakan,” ujarnya.
Dirinya menyatakan lahirnya tradisi ini untuk menghormati Sunan Muria. Musthofa menitipkan ke generasi penerus dan pemerintah desa agar tradisi ini tetap lestari.
“Karena Sewu Kupat ini tak sekedar untuk obyek wisata, tapi ini bagian dari doa untuk mencari berkah yang hampir ratusan ribu ziarah ke sunan Muria,” lanjutnya.
Dalam kesempatan kali ini, dirinya juga berterima kasih kepada warga dan pemerintah kecamatan yang sudah mensupport acara ini. Dirinya juga pamit karena tahun ini adalah tahun terakhir menjabat sebagai Bupati Kudus.
“Saya minta maaf apabila selama ini masih banyak kekurangan selama saya menjabat,” ujarnya.
Kadinas Disbudpar Kudus Drs. Yuli Kasianto menyatakan bahwa Parade Sewu Kupat sudah dimulai sejak malam sebelumnya.
“Manakiban tadi malam berlangsung lancar dan dihadiri oleh para tokoh masyarakat tokoh agama,” jelas Yuli dalam sambutannya.
Dirinya juga menyatakan salah satu satu gunungan ketupat dibawa ke Sunan Muria untuk dimintakan berkahnya.
Acara yang dimulai sekitar pukul 08.00 diawali dengan gunungan kupat yang memasuki venue Taman Ria Colo. Lalu penyerahan surat wasiat dari juru kunci Makam Sunan Muria kepada Kepala Desa Colo.
Setelah sambutan, Bupati menyerahkan secara simbolik kupat Gunung Kanjeng Sunan Muria kepada juru kunci didampingi oleh Kepala Desa Colo. Bupati juga sempat memberikan ketupat kepada para warga. Setelah itu, drama tari mengenai “Kidung Muria” dari MA NU Raden Umar Said Colo ditampilkan. Baru setelah itu, para warga menyerbu gunungan-gunungan dari 18 desa. Kidung Gendhing mengiringi acara Parade Sewu Kupat menambah syahdu acara.
Warga tumpah ruah di kawasan Taman Ria Colo. Para warga juga sempat berebut gunungan yang dipercaya akan memberikan keberkahan. Salah satu warga yang datang Ulfa (30) mengaku acaranya lebih ramai dari tahun kemarin.
“Saya setiap tahun ke sini melihat arak-arakan,” ujarnya yang berdomisili di Dawe. Sementara Nayla (23) warga yang lain juga menyatakan senang dengan tradisi Parade Sewu Kupat.
“Bagus, menambah keragaman tradisi di Colo, semoga tetap lestari,” ujarnya. (mp/ dok Humas Kudus*)