Siaga Bencana, Warga Karangrowo Kudus Simulasikan Penanganan Bencana Banjir

Siaga Bencana, Warga Karangrowo Kudus Simulasikan Penanganan Bencana Banjir
MuriaPos.com – Kudus, Warga berlarian menuju Masjid Karangrowo, bendera merah dikibarkan dan sirine berbunyi. Begitulah suasana Geladi Lapang (FTX-Field Training Exercise) penanganan bencana banjir di Dusun Krajan, Desa Karangrowo, Undaan yang memang rawan banjir.
Acara ini diadakan oleh LPBI NU (Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama) bekerjasama dengan dengan Australian Government dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kudus pada Kamis (12/4) siang.
LPBI NU mengajak warga yang hadir ikut andil dalam skenario jika terjadi bencana banjir. Direktur Tanggap Darurat PP LPBI NU M. Wahib Emha menyatakan kerjasama dengan Australian Government melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) yang sudah berlangsung selama 12 tahun ini utamanya untuk mengedukasi warga.
“Supaya warga untuk terbiasa memiliki mekanisme penanganan dan peringatan dini dengan tanda-tanda yang sudah disepakati di Karangrowo ini,” ujarnya.
Selain itu, acara ini juga dalam rangka penguatan pemerintah daerah dan kapasitas msyarakat lokal dalam kesiapan menghadapi bencana yang efektif dan efisien.
Hal ini disambut baik oleh pemerintah kecamatan Undaan maupun pemerintah desa Karangrowo, karena selama ini Kecamatan Undaan dikategorikan daerah yang rawan banjir. “Biar resiko bencana yang terjadi dapat dikurangi,” ujar Camat Undaan, Drs. Rinardi Budiyanto.
Sementara Kepala Desa Karangrowo, Heri Darwanto berharap semoga simulasi ini tidak berlanjut ke kejadian nyata. “Semoga Karangrowo aman dari bencana banjir,” ujarnya yang diamini seluruh warga. Namun, kedua pemimpin tersebut meminta seluruh warga mengikuti simulasi ini dengan baik sehingga bermanfaat di kemudian hari.
Jamian, Kasi Kedaruratan dan Logististik BPBP Kudus mewakili Kalakhar membuka acara geladi lapangan tersebut. Dalam sambutannya, ia menyatakan geladi lapang ini untuk memperkuat mekanisme kerjasama dan koordinasi bantuan tanggap darurat yang efektif antara tiga pilar. Yakni antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat,” ujarnya.
Geladi Lapang merupakan rangkaian acara di hari ketiga setelah dilakukan Geladi Ruang (TTX-Table Top Exercise), dan Geladi Posko (CPX-Command Post Exercise) dua hari sebelumnya. Simulasi dimulai dengan peringatan dini adanya bencana alam, evakuasi mandiri, dan aktivasi Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) Tingkat Kabupaten Kudus, sebagai Posko utama dan Desa Karangrowo sebagai Pos Lapangan. (mp/ hms)