Bupati Pati, Sudewo, memimpin rapat koordinasi di Ruang Pringgitan, Sabtu (27/9) malam, membahas kelanjutan stimulan tahap II bagi petani korban puso akibat banjir besar tahun 2023 yang hingga kini belum cair.
Rapat turut dihadiri Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, serta sejumlah kelompok tani.
Kalakhar BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya, memaparkan bahwa stimulan yang dijanjikan pemerintah pusat sejak era Presiden Joko Widodo pada 2023 belum juga tuntas. Saat itu, banjir besar merendam sawah petani hingga enam bulan lamanya, menyebabkan gagal panen tiga kali berturut-turut.
Pemerintah menjanjikan stimulan Rp8 juta per hektare. Dari total pengajuan Rp45 miliar, baru Rp15,69 miliar yang cair pada tahap pertama pada 2024. Sisanya, dijanjikan cair pada tahap kedua. Namun, hingga September 2025, bantuan tersebut tak kunjung terealisasi.
Akibatnya, perwakilan petani Pati melakukan audiensi ke BNPB pada 23 September 2025. Dalam pertemuan itu, BNPB berjanji mencairkan stimulan tahap II dalam waktu maksimal 30 hari.
Bupati Sudewo mengapresiasi langkah para petani yang langsung menyuarakan aspirasinya ke pemerintah pusat.
"Tadi Pak Budi menyampaikan semua berdasarkan fakta, ada surat, ada tahapan. Ini sudah tidak bisa terbantahkan, karena Kabupaten Pati pada saat itu faktanya menjalankan sebagaimana yang diperintahkan sesuai kewenangannya," tegas Sudewo.
Sudewo juga mengungkapkan adanya penyesalan dari BNPB terkait keterlambatan pencairan bantuan.
"Mudah-mudahan dengan penyesalan itu BNPB melakukan evaluasi. Bahkan, saya langsung ditelepon Staf Khusus Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, untuk diminta menghadap. Ini tanda positif," ungkapnya.
Sudewo menegaskan dirinya siap menjadi jembatan agar aspirasi petani benar-benar tersampaikan ke pemerintah pusat.
"Mudah-mudahan prediksi ini tidak meleset, membawa kabar gembira. Saya minta doa dan dukungan supaya diplomasi saya dengan Kepala BNPB bisa tepat, pas, didengar, dan direspons. Karena jelas, ini bukan kesalahan Pemkab Pati, juga bukan kesalahan kelompok tani," tandasnya.
#pati #jateng #petani #fyp #virals #jangkauansemuaorang
0 komentar: