Selasa, Oktober 21, 2025

Program Desalinasi Jateng, Solusi Krisis Air Bersih di Pantura

PATI – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil mengubah air payau menjadi air bersih layak konsumsi melalui penerapan teknologi desalinasi. Inovasi ini menjadi solusi atas krisis air bersih yang selama ini melanda wilayah pesisir pantai utara, termasuk Kabupaten Pati.

Salah satu titik mesin desalinasi berada di Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti, daerah pesisir yang selama bertahun-tahun kesulitan mendapatkan air bersih karena air tanahnya asin.

Warga setempat, Sumiyati, mengaku sangat bersyukur dengan hadirnya teknologi ini. Kini, warga dapat menikmati air bersih langsung dari mesin desalinasi tanpa harus memasak terlebih dahulu.
"Kalau sebelumnya kami beli air pakai jeriken dan harus dimasak dulu, sekarang airnya langsung bisa diminum. Rasanya segar dan jernih," ungkapnya, Senin (20/10/2025).

Mesin desalinasi yang dipasang di kompleks Balai Desa Banyutowo ini bekerja seperti depot isi ulang, namun menggunakan sistem penyulingan modern reverse osmosis (RO). Teknologi ini memisahkan garam dan kotoran dari air laut, menghasilkan air jernih yang aman dikonsumsi.

Kepala Desa Banyutowo, Sunaryo, mengatakan bahwa bantuan ini sangat membantu warganya.
"Desa kami memang pesisir yang susah air bersih. Adanya bantuan desalinasi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.

Untuk sementara, warga dapat memanfaatkan air desalinasi secara gratis. Ke depan, pengelolaannya akan diserahkan kepada BUMDes dengan sistem pembayaran ringan di bawah harga air galon biasa.
"Nantinya akan berbayar, tapi tetap terjangkau agar masyarakat tetap terbantu," jelas Sunaryo.

Sementara itu, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah, Hanung Triyono, menyampaikan bahwa program desalinasi ini sejalan dengan semangat Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, yakni Ngopeni Nglakoni Jawa Tengah.
"Tiga titik bantuan desalinasi bersumber dari APBD dan tiga lainnya dari CSR. Total ada enam titik di Pati, Demak, Pekalongan, dan Brebes," terangnya.

Hanung menambahkan, program ini tidak hanya menjawab kebutuhan air bersih, tetapi juga mendukung pengentasan kemiskinan dan stunting di wilayah pesisir.
"Saat ini kami terus berkoordinasi agar program ini berlanjut di tahun 2026," pungkasnya.



SHARE THIS

Author:

0 komentar: