![]() |
Tradisi Wiwit Kopi, Tanda Dimulainya Panen Kopi di Lereng Pegunungan Muria |
Mereka menggelar acara tradisi wiwit kopi sebagai tanda dimulainya panen kopi. Acara ini dihadiri Bupati Kudus H. Musthofa SE MM, Ketua DPRD Masan SE, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Catur Sulistiyanto S.Sos MM, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Yuli Kasiyanto, Kadis Kominfo Kholid Seif dan Kepala Bagian Umum Abdul Halil serta Kepala UPT Obyek Wisata Colo Mutrika.
Panen kopi tahun ini terbilang baik dibandingkan tahun sebelumnya. Namun untuk pemprosesan kopi masih sangat tradisional, banyak petani yang memilih langsung menjual kopi basah dibanding mengolahnya agar bernilai ekonomis lebih tinggi. Sampai saat ini baru sekitar 20 persen yang diolah hingga menjadi produk kopi bubuk khas colo.
Bupati Kudus Musthofa mengatakan, petani diminta melakukan koordinasi dengan Dinas Perdagangan untuk membantu memasarkan. Jangan sampai petani bingung dalam menjual produknya, selain itu Dinas Pertanian dan Pangan juga diminta untuk memfasilitasi agar proses pengolahan bisa lebih baik.
”Potensi Colo besar, wisata religinya hingga potensi alamnya,” kata Musthofa.
Dijelaskan, melihat era seperti saat ini, siapa yang pintar, dialah yang mampu mendapatkan untung besar. Sehingga walaupun kopi Colo dijual ke Kabupaten Temanggung akhirnya menjadi kopi khas Temanggung.
”Kita harus banyak belajar, jangan iri kalau kopi colo dijual ke Temanggung jadi kopi khas Temanggung. Agar bisa jadi kopi Muria, kita harus membuatnya menjadi khas Kopi Muria, khas Kopi Kudus,” tegasnya.
Dulu, lanjut Musthofa, kondisi Kudus masih peteng ( belum banyak dikenal banyak orang), tetapi sekarang sudah padang (dikenal masyarakat luas). Karena sudah ada inovasi pengenalan melalui website, sosial media, youtube yang dilakukan oleh dinas-dinas terkait.
“Jadi jangan sampai kegiatan seperti ini tidak ada gaungnya. Panitia wiwit kopi harus mempromosikan ke dunia luar bahwa Kopi di Kudus itu bagus ,” imbuhnya.
Melalui acara wiwit kopi ini, semoga menjadi awal kebaikan dan menjadi tambahan rejeki bagi petani Colo. Sehingga tradisi baik seperti ini bisa terus dilanjutkan.
Guna memotivasi semangat dan apresiasi terhadap petani kopi di lereng muria, Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Kudus memberikan hadiah puluhan peralatan pertanian. Mulai dari cangkul, sekop, gunting dan peralatan untuk menunjang kegiatan pertanian kopi. Hadiah ini diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Catur Sulistiyanto.
Ketua PMPH Sochib Garno mengungkapkan, panen tahun ini cukup membahagiakan petani, karena hasil panen melimpah dan harganya sangat bagus. Tahun lalu panen jelek dan harga tidak terlalu bagus.
”Alhamdulillah tahun ini panennya bagus, harganya bagus dan bisa diserap pasar,” terang Sochib.
Diceritakan, tahun lalu harganya per kwintal Rp 400 ribu dan hasilnya tidak bagus karena saat berbunga terkena hujan. Sementara tahun ini per kwintal harganya Rp 680 ribu. Sehingga petani sangat senang dengan kondisi panen kali ini.
Sayangnya, saat ini petani masih memilih langsung menjual hasil panen kopi berupa kopi basah. Belum diolah sampai menjadi kopi kering. Apalagi sampai mengolah kopi menjadi produk jadi kemasan yang siap jual ke konsumen.
”Ini menjadi pekerjaan rumah kami, agar petani kedepan bisa mengolahnya terlebih dahulu,” terangnya.
Kopi basah saat ini banyak dipesan dari Kabupaten Temanggung, karena di Kabupaten tersebut kabarnya mengalami gagal panen seperti petani Colo tahun lalu. Akhirnya hasil panen petani banyak di beli dari Temanggung.
Untuk total lahan kopi saat ini mencapai 94 hektare, panen kali ini baru 50 persen, belum dipanen semua. Dari total lahan kopi, baru 80 persen lahan yang bisa dipanen, karena 20 persen sisanya, tanaman kopinya baru ditanam dan belum siap panen. “Tiap hektar bisa menghasilkan, 5 sampai 6 ton,” ujarnya. (dispertan Kudus)
0 komentar: